Saturday, April 25, 2009

MEDAN YOUTH PRAYER MINISTRY


Berdoa buat 0rang lain,
Berdoa 'tuk diri sendiri itu lumrah dan mungkin setiap orang melakukannya.Kita tidak bicara tentang Advent yang suka berdoa, itu dah jelas kita ada pada urutan ke sekian tapi kali ini kita berbicara tentang sekelompok orang muda yang berdoa buat orang lain dan itu konteksnya bukan keluarga kita. " Orang lain", yang memang tidak ada ikatan darah atau hubungan family dimana pada sesi ini kita mau fokuskan berdoa buat orang yang sedang sakit.Bisa saja kita berdoa buat perkara lain, tapi kali ini kita mau coba fokuskan " berdoa buat orang sakit".
Mungkin tempat yang paling banyak orang sakitnya tentu saja di Rumah Sakit dan sasaran paling mudah di capai ataupun di urus ijinnya adalah Rumah Sakit Advent, dimanapun itu. ( red : kita di Medan , kita coba saja RSA) Halangan dalam pengurusan ijin adalah masalah teknis no sekian, yang paling utama tuk dipertanyakan adalah kesediaan kita tuk melakukannya. ( red : mau tidak..?)
Kalau kita perhatikan di sekeliling kita, khususnya kedalam gereja sepertinya Dep. Pemuda itu hanya fokus di acara PA Sabat sore sementara banyak hal cukup berguna yang lain yang bisa kita lakukan karena Pemuda adalah salah satu alat yang paling efektifdan juga berperan sebagai lokomotif hidup tuk capai tujuan dan bukan sekadar capai tujuan tertentu tapi ini adalah "Tomotou", saved to save.
Takut tuk bicarakan pelayanan di RS...? Bisa saja, karena ber- urusan dengan pihak rumah sakit dan tentu dengan birokrasi yang amat sulit dan "njelimet" kata orang Jawa, "zwar wichtig" kata orang Jerman.
Lalu, apakah orang muda akan mundur begitu saja..., tentu tidak !!!! Mari kita mulai dari rumah ke rumah, tentu ada anggota jemaat masing 2 gereja di kota Medan( atau dimana saja kita berada) yang sedang sakit( red : kalo 'gak ada..?), kita sih 'gak berharap supaya selalu ada orang sakit tuk di doakan, semua orang kan pengen sehat. Tapi kalau kita tidak melakukannya mungkin sudah sangat kurang pantas kita disebut sebagai satu denominasi yang menonjolkan kata " love..", saya berpikir kata itu sebaiknya di lekatkan ke pemuda dari denominasi lain karena memang mereka sudah melakukanya dari sejak zaman nenek moyang.
Kita 'mah hanya meniru, bukan merintis. Dan kalau teman2 sudah sepakat mungkin sekaranglah waktunya bagi kita 'tuk memulainya selagi kita masih punya waktu dan tenaga.( red : hal itu mungkin bisa lebih mudah dilakukan kalau kita punya wadah nya ya...seandainya kita punya "Medan Youth Prayer Ministry", seandainya kita punya...)
Berbuatlah orang muda, bukan berbicara doank!!!





Friday, April 24, 2009

57 Cents, HATTIE

A sobbing little girl stood near a small church from which she had been turned away because it "was too crowded." "I can't go to Sunday School, "she sobbed to the pastor as he walked by. Seeing her shabby, unkempt appearance, the pastor guessed the reason and, taking her by the hand, took her inside and found a place for her in the Sunday School class. The child was so touched that she went to bed that night thinking of the children who have no place to worship Jesus. Some two years later, this child lay dead in one of the poor tenement buildings and the parents called for the kind hearted pastor, who had befriended their daughter, to handle the final arrangements. As her poor little body was being moved, a worn and crumpled purse was found which seemed to have been rummaged from some trash dump. Inside was found 57 cents and a note scribbled in childish handwriting which read, "This is to help build the little church bigger so more children can go to Sunday school. For two years she had saved for this offering of love. When the pastor tearfully read that note, he knew instantly what he would do. Carrying this note and the cracked, red pocketbook to the pulpit, he told the story of her unselfish love and devotion. He challenged his deacons to get busy and raise enough money for the larger building. But the story does not end there! A newspaper learned of the story and published it. It was read by a Realtor who offered them a parcel of land worth many thousands. When told that the church could not pay so much, he offered it for 57 cents. Church members made large donations. Checks came from far and wide. Within five years the little girl's gift had increased to $250,000.00 a huge sum for that time (near the turn of the century). Her unselfish love had paid large dividends. When you are in the city of Philadelphia, look up Temple Baptist Church, with a seating capacity of 3,300 and Temple University, where hundreds of students are trained. Have a look, too, at the Good Samaritan Hospital and at a Sunday School building which houses hundreds of Sunday scholars, so that no child in the area will ever need to be left outside during Sunday school time. In one of the rooms of this building may be seen the picture of the sweet face of the little girl whose 57 cents, so sacrificially saved, made such remarkable history. Alongside of it is a portrait of her kind pastor, Dr. Russel H. Conwell, author of the book, "acres of Diamonds"---a true story. Goes to show WHAT GOD CAN DO WITH 57 cents. Please forward this on to all your friends, perhaps someone will be touched by this true story as I was.

TAHUKAH ANDA ARTI 57 SEN...?

















INILAH DIA, GEREJA SEHARGA 57 SEN ITU

Seorang gadis kecil sedang berdiri terisak di dekat pintu masuk sebuah gereja yang tidak terlalu besar. Ia tidak diperkenankan masuk ke dalam gereja tersebut karena "sudah terlalu penuh". Seorang pendeta kebetulan lewat didekatnya dan menanyakan mengapa dia menangis. "Saya tidak boleh masuk ke Sekolah Minggu." jawab si gadis kecil ini.
Melihat penampilan gadis kecil yang acak-acakan dan tidak terurus ini, sang pendeta segera mengerti dan bisa menduga mengapa si gadis kecil tadi tidak disambut masuk ke Sekolah Minggu ( red : adakah kisah yang sama di Sekolah Sabat..). Segera dituntunnya si gadis kecil ini masuk ke ruangan Sekolah Minggu di dalam gereja dan mencarikannya tempat duduk yang masih kosong untuk si gadis kecil. Si gadis kecil ini tergugah begitu mendalam perasaannya, sehingga malamnya sebelum tidur, dia sempat memikirkan anak-anak lain yang senasib dengan dirinya, yang seolah-olah tidak mempunyai tempat untuk memuliakan Yesus. Ketika dia menceritakan hal ini kepada orangtuanya, yang termasuk orang tak mampu, sang ibu menghiburnya bahwa dia masih beruntung karena mendapatkan pertolongan dari seorang pendeta ( red :tapi ini bukan cerita tentang pendeta advent kahn..he,,he,,tapi Mungkin pendeta kita juga suka menolong..). Sejak saat itu, si gadis kecil bersahabat dengan sang pendeta.
Dua tahun kemudian, si gadis kecil meninggal di tempat tinggalnya di daerah kumuh. Lalu orangtuanya meminta bantuan pada pendeta yang baik hati itu untuk melakukan upacara pemakaman yang amat sangat sederhana. Saat pemakaman selesai dan kamar tidur si gadis kecil dirapikan, sebuah dompet usang, kumal dan sobek-sobek ditemukan. Nampak sekali bahwa dompet itu kemungkinan ditemukan oleh si gadis kecil dari tempat sampah. Di dalamnya ditemukan uang receh sejumlah 57 sen dan secarik kertas bertuliskan tangan, yang jelas kelihatan ditulis oleh seorang anak kecil, yang isinya: "Uang ini untuk membantu pembangunan gereja kecil agar gereja tersebut bisa diperluas sehingga lebih banyak anak bisa menghadiri Sekolah Minggu." ( red : Mungkinkah saya melakukan nya...)Rupanya selama 2 tahun, sejak ia tidak boleh masuk ke gereja, si gadis kecil ini mengumpulkan dan menabungkan uangnya sampai terkumpul sejumlah 57 sen untuk maksud yang sangat mulia.
Ketika sang pendeta membaca catatan kecil ini, matanya sembab dan ia sadar apa yang harus diperbuatnya. Dengan berbekal dompet tua dan secarik kertas ini, sang pendeta segera memotivasi para pengurus dan jemaat gerejanya untuk meneruskan maksud mulia si gadis kecil ini agar memperbesar bangunan gereja.
Namun ceritanya tidak berakhir sampai disini. Suatu perusahaan koran besar mengetahui berita ini dan mempublikasikannya terus-menerus. Sampai akhirnya seorang pengembang membaca berita ini dan ia segera menawarkan suatu lokasi yang berada di dekat gereja kecil itu dengan harga 57 sen, setelah para pengurus gereja menyatakan bahwa mereka tak mungkin sanggup membayar lokasi sebesar dan sebaik itu. Para anggota jemaat pun dengan sukarela memberikan donasi dan melakukan pemberitaan. Akhirnya bola salju yang dimulai oleh sang gadis kecil ini bergulir dan dalam 5 tahun, berhasil mengumpulkan dana sebesar 250.000 dollar, suatu jumlah yang fantastik pada saat itu (pada pergantian abad, jumlah ini dapat membeli emas seberat 1 ton). Inilah hasil nyata cinta kasih dari seorang gadis kecil yang miskin, kurang terawat dan kurang makan, namun peduli pada sesama yang menderita. Tanpa pamrih, tanpa pura-pura.


Saat ini, jika anda berada di Philadelphia, lihatlah Temple Baptist Church, dengan kapasitas duduk untuk 3300 orang dan Temple University, tempat beribu-ribu murid belajar. Lihat juga Good Samaritan Hospital dan sebuah bangunan istimewa untuk Sekolah Minggu yang lengkap dengan beratus-ratus (yah ... beratus ratus) pengajarnya, semuanya ini untuk memastikan jangan sampai ada satu anakpun yang tidak mendapat tempat di Sekolah Minggu. Di dalam salah satu ruangan bangunan ini, nampak terlihat foto si gadis kecil, yang dengan tabungannya sebesar 57 sen, namun dikumpulkan berdasarkan rasa cinta kasih sesama, yang telah membuat sejarah. Tampak pula berjajar rapi, foto sang pendeta baik hati yang telah mengulurkan tangan kepada si gadis kecil miskin ini, yaitu pendeta DR. Russel H.Conwell, penulis buku Acres of Diamonds -- suatu kisah nyata.
Kenyataan sejarah yang kolosal ini bisa memberikan petunjuk kepada kita semua, apa yang dapat DIA lakukan terhadap uang 57 sen.

Wednesday, April 22, 2009

SABAT GABUNGAN PA BANTU GMAHK WILLIS...


KETIKA PEMUDA ADVENT MEDAN MEMBERI...
Sabtu, 18 April Sekitar 250 orang pemuda/I berkumpul bersama mengadakan kebaktian gabungan khusus pemuda di aula Sekolah Parulian Teladan ( red : tentu saja orang2 ganteng n cantik2 dari willis 'gak ketinggalan hr..hr..he ). Sebuah acara yang luar biasa menurut pendapat saya dan tentunya itu tidak lepas dari kerja keras panitia yang sudah mempersiapkan acara dan segala kebutuhannnya.



Bersama para pemuda terlihat ada beberapa orang besar ( red : kalaupun bukan nama nya yang besar setidaknya perutnya atau badannya yang besar..he..he..he, sudah pasti bukan young husband maksudnya wlaupun dia sempat menyusup diantara cewe2 cantik ha,,he,,he) dan mereka2 itu adalah sahabat-sahabat pemuda sejak dari dulunya. Bapak Ir.Trulianto Sinaga, dari Tanah Jawa tentu bukan orang lain di kalangan Pemuda khususnya Willis Crew, karena beberapa tahun yang lalu beliau ini sudah menjamu Willis crew di Tanah Jawa dengan service yang luar biasa, (red : tentu kita masih ingat donk ongkos kita yang di bayari pak Truli + makan siang n makan malam yg super + durian satu mobil yang makannya sampe mo’ keok...) Beliau ini mengambil bagian khusus di pelajaran SS, dan tentu saja penjabaran nya OK. Bersama beliau hadir juga sebagai pengkotbah Bapak Effendy Sinukaban SE, dari TanahKaro, sahabat Pemuda juga dan bukan orang yang baru di Willis Crew karena Bapak ini sudah pernah datang di Medan tuk acara PAG juga yang mana pagi harinya berbakti di Willis dan tentu saja kita tdk akan lupa sekantong besar, mungkin 20 kg jeruk manis yang di hadiahkannya tuk Willis Crew kala itu.( red : maniezzzz do bah...)
Acara PA sore juga di hadiri seorang pembicara handal yang mungkin kita semua sudah kenal yaitu Bpk. Sopar Siburian dengan tampilan Ok dan bahasan tidak jauh beda dengan kotbah Bpk. Sinukaban. “ Dare To Change “.
Acara PA sore yang terlihat dihadiri Dir.Pemuda, Pdt.David Panjaitan ini dimulai sekitar pukul 14.30 dan diakhiri sekitar pukul 18.30 tentu saja tidak lupa dengan snack yang disediakan oleh para donator. Thank You , pak X, semoga Tuhan memberkati Bapak and keluarga.
Kebaktian Pemuda Gabungan ini sudah beberapa kali tertunda dan tentu saja ada beberapa hal yang menjadi kendala namun hasilnya sebanding dengan penantian masing2 pemuda., khususnya Willis Crew yang memang menyelipkan sebuah missi mulia di dalamnya, “ Persembahan tuk Pembangunan GMAHK Willis..” Pelajaran sangat berharga tuk Willis Crew secara khusus dan pelajaran tuk GMAHK Willis secara umum.!!!!! Mereka mau memberi tuk pembangunan GMAHK Willis, dan tahukah kita berapa yang mereka beri..? RP.100 ribu, 200 ribu atau 500 ribu..? Apakah Willis Crew mengenal mereka semua, pernahkah GMAHK Willis membantu mereka ketika mereka meminta...pernahkah kita tersenyum kepada mereka ketika mereka berpapasan dengan kita,,,Tapi anda semua tahu, saya tahu jelas ...ketika kita mengulurkan tangan tuk meminta,mereka mengulurkan tangan juga tuk memberi dan mereka memberi dengan sungguh2. Saya pikir Rp. 5.206.000, bukan jumlah yang sedikit teman, ( red : thank God, ajar kami tuk mengucap syukur)
Ada banyak teman2 orang muda yang sudah mengulurkan tangan, kita tidak dapat sebut mereka satu persatu tapi kita tau pasti bahwa ada orang2 yang bekerja di balik layar sehingga dana ini bisa terkumpul," Thank U bro", hanya itu yang bisa kami ucapkan.May God bless U whereever You are, whoever you are n whatever you are.
Kita sudah sering mengikuti gabungan kebaktian sekota Medan, bukan hanya pemuda, tapi semua jemaat dan kita juga sama2 mendengar berapa jumlah persembahan yang terkumpul mungkin hanya berkisar 2 jutaan...Dan apa yang kita lihat di Aula Teladan, bukan kah itu keajaiban..? Sudah cukup baikkah kita hingga kita pantas mendapatkannya..?

Sahabatku Willis Crew,
Beberapa waktu kedepan mungkin kita akan bepergian kearah Tanah Jawa, itu pun kalau kita sudah sepakat. Bpk Trulianto siap menjamu kita disana dan beliau juga sudah berjanji kalau dia akan Bantu pembangunan gereja kita. “ Silahkan berikan jadwal secepatnya biar bisa di atur di Tanah Jawa”, demikian beliau ini berkata kepada Ketua PA Willis , saudara MUsa Sihole.Sekarang tinggal bagaimana kita mewujudkannya dan menyatukan langkah tuk lakukan yang terbaik disana.
Semoga pelajaran berharga yang kita dapatkan melaui PA gabungan ini boleh mengajar kita ‘tuk lantunkan lagu indah buat semua orang karena kita juga sudah dapatkan yang terbaik.GBU all

KELUARGA MANALU BERDUKA








Sekitar sebulan yang lalu tepatnya pada hari Kamis sore..
Keluarga Manalu yang bertempat tinggal di jl. Pancing kembali berduka, dan ini adalah kali ke dua keluarga ini harus kehilangan anak laki-laki dan sudah berkeluarga yang meninggalkan beberapa orang anak kecil. Mungkin sekitar dua tahun yang lalu keluarga ini juga sudah kehilangan salah seorang anak mereka yang tinggal di Batam dan cucu semuanya tinggal bersama keluarga Manalu di Jl. Pancing 2 .Op.Pio, demikian ibu Manalu selalu dipanggil, adalah seorang yang sangat baik, secara pribadi boleh saya katakan kalau Ibu ini adalah yang paling rajin di setiap kebaktian yang ada di Willis baik itu kebaktian Sabat, Rabu malam hingga buka Sabat.

Rasa duka mendalam yang mereka rasakan seandainya boleh kita tanggung bersama, boleh kita rasakan,mungkin bisa mengurangi beban yang ada di pundak ibu M Manalu. Tapi kita hanya dapat mengungkapkan empati kita dan kita tau itu tidak dapat kita samakan dengan yang mereka tanggung. Sebuah perpisahan yang tidak pernah diharapkan kembali harus membentang di setiap perjalan yang kita lakukan dan itu adalah garis hidup dimana kita tidak punya pilihan lain selain berharap kita punya kekuatan yang lebih sehingga kita dapat melaluinya.
Kenangan bersama mereka yang kita kasihi kembali membentang bagaikan fatamorgana yang melintas di depan kita tanpa bisa kita ulang. Keinginan untuk melakukan yang terbaik selama kita hidup, kembali menggebu tapi kemudian perlahan lenyap.Ketika saat seperti ini tiba kita hanya dapat berujar lirih, “ seandainya ku punya waktu lebih..”
Sahabatku Willis crew, sebagian dari kita sudah pernah merasakan arti sakitnya kehilangan, sebagian mungkin belum ,tapi jelas kita tahu suatu saat kita akan mengalaminya oleh karena itu marilah kita coba untuk menggoreskan kuas2 yang ditangan kita tuk sebuah karya yang indah yang terbaik selama kita punya waktu untuk melakukannya dan semua itu adalah bagaikan potongan2 simfoni dari sebuah lagu yang indah. Ketika rasa ini saya alami, anda semua ada di samping saya dan anda tahu..? Saya menyimpannya didalam lubuk hatiku yang paling dalam dan ketika anda berdiri disana anda harus tau juga kalau itu lebih bermakna dari ribuan untaian kata yang akan anda ucapkan.Thank U willis crew, I love U all...

Wednesday, April 1, 2009

OLD MAN SUDAH BERAKHIR


HORAS....ARGA BORAS !!

Bukan si Old Man nya yang habis, tapi masa pake "gelar kehormatan" nya itu.Sebagaimana kita sudah tahu kalau beliau ini sudah meng-anugerahkan dan serah terima gelar itu beberapa waktu yang lalu. Soal siapa yang menerima nantilah kita bicarakan, tapi yang terpenting sekarang dia sudah menyandang gelar kehormatan yang baru, yaitu " the young husband": Kemarin seh sudah bolak2 kita minta pic nya, " mana pic nya kok cuma satu doank'..? tapi beliau ini selalu bilang" tiga" dirumah. Saya agak bingung juga "tiga" yang mana ini ya...? Jangan jangan seperti cerita lama kawan kita tuh, yang ketangkap ama polisi karena bawa motor tanpa helm, masih ingatkan...? ketika Sang Polisi bertanya, Mana helm, mu..?"

Polisi : " hoi, mana helm, mu..?"
Kawan : " tiga di rumah, pak"
Polisi : " satu aja, 'gak perlu tiga,mana ?"
Kawan : " Tiga di rumah, bapa..tiga !!!"
Polisi : " Iya, mana satu aja..!"
Kawan : " Udah kubila' tiga..'gak ngerti juga.."
Polisi : " Ah...ku topar lah kau, sai tiga do nimmu, sada pe so adong..."
(puk, pak, puk,...pak..ptak !!!)

Kawan : """??????????"""""


Bulan Januari kemarin, Young husband, as now used to be called, dah married di Padang.
(red : sengaja diadakan di kampuang biar kita gak ikut makan daging....) yah tentunya dengan isterinya sekarang, kemarin belum jadi isteri..!!!Ada cerita unik di hari H pernikahan, ada urusan yang gak beres..!!! Ha..? Yap, dan yang buat gak beres bukan orang lain...., dari kita-kita nih..( red : kalangan advent ?) Ada apa ya...?(red : tanya dulu Young husband ceritanya bis di load 'gak ..)

Tapi syukurlah, akhirnya semua beres dan acara berjalan lancar sesuai dengan perencanaan dan tentu saja mereka berdua aja yang makan semua jambar itu ( red : pellit amat loe, makan sendiri.) Sekarang beliau ini sudah menempati rumah yang sebentar lagi akan di belinya di daerah Tg.Mulia dan seperti kita ramalkan sebelumnya...( red : ramalan yang mana..) beliau ini perlahan mulai meninggalkan kita, willis crew..! Kemarin seh dia bilang bakal bebagi waktu dengan GMAHK Tg Mulia , mungkin fifty/fifty dengan willis, eh nyatanya...20% to 80%. Mana janjinya bro, katanay bakal eksis terus di PA..." Setiap kali dingatin eh jawabnya lain...( "Hamu angka na poso i ma..")

Tapi walupun begitu dia masih anggota Willis Crew, dan dah wajib donk kita ucapin selamat walau dah rada basi...he..he..he....Sukses ya, semoga cepat dapat momongan and ingat, ingat..(red :ting..tung...tang ! )Ente masih punya banyak tanggung jawab di Willis!!

Dari General Conference sampai ke GMAHK Air Bersih


Gedung cantik, nan megah di kampungnya Tulang, ya itulah Tulang Sam , dari sini dimulai perjalanan alkitab yang "menghebohkan" itu.


TA PASADA MA ROHANTA MARTANGIANG MA HITA.." ALE AMANAMI,,,"

Saya tidak pernah tau ( red : orang kurang baca, kuper..!) dari mana ide untuk membuat acara seperti ini. Saya pikir cukup jenius sebagai shock therapy ( red : bukan sekedar program kahn..)kalau tujuannya untuk menyemangati orang cara ini cocok sebagai langkah pertama.Dan tentunya ini sudah dimulai di negerinya tulang, seperti pic di atas kemudian ke negara2 lain hingga ke Indonesia. Di Indonesia cara yang dilakukan bakal sama karena kita di Willis juga sudah buat seperti itu. ( red : kahn sudah digariskan dari sana,..ampun lambatnya..)

"Alkitab sebesar meja makan", itulah pikiran ku ketika mendengar salah seorang pendeta di kota Medan mengatakan tentang akan datang nya sebuah alkitab dari USA."Harus diangkat oleh minimal empat orang,beratnya sekitar sekian puluh kilo".( red : wow... dari USA keliling dunia..?)
Dengan harap2 cemas dan sedikit ingin tahu, saya datang di GMAHK Air Bersih 'tuk ikut acara seremonial "Follow The Bible "yang menggabungkan distrik Medan Timur dan Medan Selatan. Apalagi Sabat kemarin diumumkan di gabungan dua distrik di Rumah Gorga, "so pastinya seru" saya berpikir sembari membayangkan alkitab yang di hebohkan beberapa tokoh penting Advent.
Sebenarnya acara yang sama sudah kita laksanakan di GMAHK Willis , sudah lebih dari satu atau dua bulan ya..? ( red : kurang ingat, soalnya dah tua..). Dan acaranya memang sama persis, ada yang bawa bendera merah putih, bendera gereja, bendera klup Pathfinder, Petualang, PA senior dll. utusan pembaca alkitab dari anak-anak, remaja, pemuda, dan orang tua bergantian membaca ayat alkitab satu atau dua ayat.

Di gereja kita juga yang di Mandala dibuat acara yang sama, ya gitu-gitu juga. Kadang dalam hati saya bertanya-tanya bawa2 alkitab segitu besarnya dari luar negeri ke semua gereja Advent, ini kurang kerjaan apa..? (red : bayangan alkitab sebesar 2 x 3 meter..!)

Pernah saya coba bertanya keberapa teman2 yang memang sama bodohnya dengan saya, jawabannya seperti yang saya duga ...! "Gak Tau..!" (red : hah, kok bisa sama jawabannya..) Sebuah kutipan yang sering disampaikan beberapa tokoh belakangan ini setiap kali kotbah, "Advent ada pada urutan kesekian...", membuat saya mulai bosan mendengarnya. Selama ini berarti kita hanya merasa sebagai orang yang paling rajin-lah, paling ber-iman lah, paling setia-lah,dan...banyaklah.! Sesudah ada penelitian baru digalakkan 'tuk baca alkitab sampai pake acara menggadang-gadang alkitab dari General Conference.

Saya kadang bingung tapi lebih banyak tersenyumlah mendengar setiap kali para pembicara andal di kalangan kita menyampaikan kotbah mengenai hal ini." Telat sih, beritanya", masa mereka baru tau sekarang kalau kita itu dalam membaca alkitab berada pada urutan kesekian..,berdoa urutan sekian, dll.. emangnya dari situasi jemaat gak bisa di lihat apa..? Saya malah takut, jangan-jangan yang buat penelitian ini bukan Advent pula...!!

Nih baru nyampe di Indonesia ya..seperti serah terima jabatan gitu..

Kalau betul berarti memang kita gak tau diri, kelewatan..!!Semoga tidak, semoga bukan denominasi gereja lain, semoga bukan..!! Saya sangat berharap penelitian ini dari inisiatif pimpinan gereja Advent, semoga Tuhan!! Dan seandainya dari gereja lain..???? Saya tidak mau dengar...!!!Saya akan lebih bangga menjadi seorang Advent ketika mengetahui bahwa kami saling memperhatikan, menjaga, merawat, karena kami adalah sebuah keluarga. Ya, we're a family, and I'm so glad 'cause we're a family of God. Sekarang ini saya bingung, tujuannya untuk apa ya...mesti bawa alkitab dari sana, dan kemudian di bawa berkeliling..

Mungkin bicara tentang Advent sedunia terlalu patentengan ( red : pake bahasa baku donk..), kita bicara tentang Advent Indonesia aja dulu. Advent Indonesia..? hmmm.., mungkin terlalu luas, okelah kita 'gak bicara tentang advent Sumatera Kawasan Utara. Saya mau ajak teman2 berpikir tentang KPA yang sekarang digalakkan, bagaimana..., jalan gak..?Atau malah kebanyakan gak jalan ( red : ho, ho,ho harus jalan donk...)Kita coba adakan penelitian sekali2, mungkin pimpinan kita 'gak sempat melakukannya karena banyaknya pekerjaan yang harus mereka selesaikan, maklumlah..
Mari kita coba data berapa anggota yang hadir disetia pertemuan KPA ( red : kita tidak bicara tentang non adv.yang hadir, kita bicara tentang advent).Apakah jumlah itu sebanding dengan jumlah anggota jemaat yang ada..? Okelah masalah kita minimize, kita jangan bicara tentang jumlah yang hadir, kita coba tanya , " KPA jalan 'gak?" Jangan2 malah 'gak jalan, sementara kalau kita kalau digereja dengan semangat yang berkobar-kobar (red : bahkan kadang2 JIMBUR MARAPI-API) katakan di dalam gereja "Follow The Bible, baca alkitab, advent urutan kesekian,...DLL sementara kita 'gak mau datang di KPA!! TOOLONG, JANGAN MARAH2 BRO N SIS', saya juga bukan orang yang rajin baca alkitab tapi saya paling getol mengatai orang !!!

Jadi ngelantur, saya mau cerita tentang ceremonial yang di Air Bersih nih... ( pic di samping ini gereja Air Bersih, paling cantik di SKU menurut pengamatan saya..)
Saya tiba bersama seorang teman wanita ketika acara prosesi hendak dimulai dan sudah banyak orang di dalam gereja. Tetapi bukan itu yang menjadi tujuan utama saya datang disini, saya coba lihat keliling dan "itu dia", itu yang saya cari. Saya coba perjelas dengan bertanya kepada orang yang berdiri dekat dengan orang yang akan membawanya masuk di dalam gereja. " Ya memang itu alkitabnya", sahutnya dengan enteng. " Hah..?" cuma se besar itu.." di Gramedia juga ada yang lebih besar...".Acara dimulai dan kotbah disampaikan oleh utusan dari kantor daerah SKU, seperti biasa yang mau disampaikan ya,,mengenai membaca alkitab, lebih rajin, dan sebagainyalah.Sehabis kebaktian yang dihadiri oleh 200 an orang itu, kita makan minum...lumayanlah...!

Gereja kita yang ada di Air Bersih, disinilah acara seremonial itu berlangsung pada hari Rabu malam

Akhirnya , sampai juga di gereja kita yang di Air Bersih...Bayangin jauhnya perjalanan yang harus dilalui "sang alkitab" hanya 'untuk menggalakkan Follow The Bible".Kita sangat berharap bahwa kegiatan ini memang merupakan suatu kebutuhan yang di dasari kesadaran penuh dan bukan hanya sekedar " a temporararely win of change", karena menilik cara mainnya melalui KPA sebagai ujung tombak ini hanya bersifat sementara. Banyak orang yang memang tanpa KPA atau program "Follow The Bible" pun mereka sudah suka membaca alkitab. Mereka membaca alkitab bukan karena ada program, tapi mereka memang menjadikan alkitab sebagai pemuas dahaga, pengobat rasa sakit,dan penopang harapan .God Bless Us